ArtikelTerbaru suramnya musim kemarau yang telah tiba - Musim kemarau tiba. Ia memberi gambaran muram tentang semesta Saatmusim penghujan di mana air melimpah, banyak yang mengacuhkan hal tersebut kata Presiden Joko Widodo. Karenasaya bertempat tinggal di Indonesia, maka sesuatu yang selalu dijumpai dalam setiap tahunnya adalah dua hal berikut: pertama, musim hujan. Dan yang kedua, musim kemarau. Iya, Indonesia adalah daerah tropis. Oleh karenanya, hanya memilki dua musim yang terus-menerus bergantian. Kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman pribadi saya saat merasakan musim kemarau. Cerita ini saya Apayang paling mereka butuhkan saat itu. Waktunya juga hanya sebulan, beda dengan KKN reguler selama 3 bulan plus lokasi ditentukan oleh kampus, dan berombongan, satu kelompok bisa sampai 10-20 orang (per desa). Luckfi Nurcholis. Supir (2019-saat ini) Penulis punya 690 jawaban dan 278,5 rb tayangan jawaban 2 thn. Jawaban Pada saat musim kemarau tiba daerah kami tidak kekurangan air.Akan tetapi suhu udara meningkat tajam yang biasanya -+25°C menjadi -+30°C.Dan banyak tetangga yang sakit sesak nafas karena angin bertiup kencang dan membawa kuman penyakit.Dan saya pun sakit batuk dan pilek karena kebanyakan minum es. tetangga sakit karna kuman Ceritakanpengalamanmu mengenai hidup rukun dalam perbedaan 3 IPS NO KOMPETENSI DASAR Ketika tiba musim kemarau, pohon jati akan menggugurkan daunnya. Adapun tujuan pohon jati menggugurkan daunnya adalah untuk mengurangi penguapan. Hal ini merupakan cara tumbuhan menyesuaikan diri dengan kondisi kemarau. Sehingga pohon QG1s. Demi Tuhan, kalau memang punya pilihan, lebih baik aku disuruh menawar calon karyawan dengan rentetan pengalaman bonafide bergaji dua digit agar mau bergabung di perusahaan baru. Sealot-alotnya takkan menyebabkan diriku berakhir di neraka kalau beradu urat leher dengannya. Tetapi ini berbeda. Aku berhadapan dengan papaku sendiri. Lelaki yang setapuk surgaku ada pada restunya itu.”Apa yang Papa takutkan sebenarnya?” kejarku hampir hilang sabar. ”Bertemu dengan Mama?”Papa membuang pandang ke halaman belakang yang sebagian tertutup beton bertulang milik tetangga. Sejurus kemudian ia memberi gelengan samar sebelum bersuara.”Sejujurnya lebih mudah mengaku kalah sesudah bertarung dengan orang lain daripada mengakui tak punya keberanian untuk berhadapan dengan rasa bersalahku sendiri.”Ia menutup percakapan dengan beranjak dari kursi rotan tanpa memberiku kesempatan menyanggahnya lagi. Sebuah sikap yang sungguh kurutuki meski dalam sanubari sebab pernah membuatku kesulitan percaya masih ada laki-laki bertanggung jawab di muka bumi ini. Alasan mengapa Handaru harus berupaya demikian keras hingga aku berani menganggukan kepala atas pintanya untuk membangun kehidupan rumah tangga. Sesuatu yang nyaris tak pernah kuimpikan setelah menyaksikan biduk orangtuaku karam di meja pengadilan.***Handaru memejamkan mata begitu mendapati gelengan kepala dari pengelola sebuah gedung bergaya kolonial. Ini hari terakhirnya cuti sebelum bertolak menuju anjungan lepas pantai. Dua minggu cuti untuk persiapan pernikahan yang tak semulus bayangan, aku paham ia mulai gedung terakhir di kota kami. Gedung Juang namanya. Bangunannya mudah mencuri perhatian sebab di halaman berdiri replika pesawat dengan kiri dan kanan diapit meriam serta jangkar raksa. Menarik sekaligus menyulitkan karena halaman parkir menjadi sangat yang membuatku dan Handaru berpikir dua kali sebelum memasukkan gedung ini dalam daftar lokasi pernikahan kami. Tetapi ternyata ragu kami disambut kenyataan Gedung Juang sudah telanjur disewa orang. Juga gedung lain yang lebih dulu kami datangi tadi.”Rumah Masa Senang sudah laku?” tanya Handaru sebelum kami meninggalkan Gedung Juang.”Belum,” sahutku sembari mengenang rumah masa kecil yang dibangun Papa dan Mama saat batubara masih berjaya. Berlokasi di Jalan Masa Senang yang dulu dekat dengan bioskop pertama. Rumah bergaya retro berbahan papan dengan tegel bercorak khas.”Kalau kita bangun tenda di halaman sepertinya masih cukup menampung tiga ratus tamu undangan,” cetus Handaru membuat pupil mataku melebar seketika.”Jangan. Aku sengaja memilih gedung supaya menghindari kerumitan memilih acara di tempat Mama atau Papa. Aku takut ada perasaan memihak salah satu.””Rumah Masa Senang justru pilihan paling adil. Karena rumah itu milik keduanya yang kita pakai untuk mengucap janji pernikahan. Siapa tahu Papa bisa luluh?”Aku menimbang ide Handaru dengan gamang. Belum final keputusanku, dering ponsel lebih dulu menjeda. Nama Papa tertera di sana.”Pamanmu cerita belum terima undangan.” Papa menyebut nama adik bungsunya.”Undangannya memang belum disebar, Pa.””Desainnya belum selesai?””Secara desain tinggal dicetak sebenarnya, tapi lokasi acara yang belum dapat.”Papa tidak memberi tanggapan, tetapi juga tidak mematikan telepon. Aku tidak berani menyudahi, khawatir ia salah paham.”Pa, boleh pinjam kunci Rumah Masa Senang?”Handaru tersenyum. Papa meminta diambil sendiri ke rumah mendiang Nenek yang ia tempati selepas perpisahan dengan Mama. Angin musim kemarau agak lebih sejuk hari ini. Meski aku tak tahu apakah siutnya bisa meluluhkan hati yang beku oleh bekap rasa bersalah menahun.***Papa meminta kemudi begitu selesai mengunci pagar. Pantang sekali ia disetiri. Suka tidak suka aku beralih duduk ke sebelah kiri, membiarkan ia memimpin perjalanan kami menuju Rumah Masa Senang akan ditempuh dalam empat jam. Cukup untuk tidur nyenyak jika Papa tidak minta ditemani berbincang untuk menghindari yang sebelumnya hanya menitip kunci mendadak memutuskan untuk ikut. Aku sudah mengikat tali sepatu ketika Papa bilang tidak tega kalau aku membersihkan karena Handaru sudah on site di rig. Alasan yang meragukan tapi kuiyakan.”Kamu tidak ingin tahu mobil di depan kita asalnya dari mana?” Papa memulai menggelengkan kepala. Daripada mencari tahu asal kendaraan dari kode belakang pelatnya seperti masa kecil dulu, ada yang lebih mengusik rasa penasaranku.”Pa,” panggilku. ”Apa yang dicari laki-laki dari perempuan dalam pernikahan?””Setidaknya ada empat.””Apa saja?””Kalau pernikahan itu baru seumur rumput tumbuh di pematang, maka yang dicari laki-laki adalah kesenangan pandangan.””Misalnya?””Misalnya Mama yang mengenakan lingerie ketika Papa cuti.”Aku tertawa mengenang betapa polosnya dulu ketika bertanya mengapa Mama mengenakan pakaian tipis padahal sedang hujan. Mama belum menjawab apa-apa saat Papa tiba dengan raut cerahnya.”Kedua, disenangkan perutnya. Karena laki-laki yang lapar akan lebih banyak di luar.”Mama pandai memasak. Setiap racikannya selalu enak. Bahkan sekadar pucuk daun singkong yang direbus bersama kacang panjang dan pepaya muda. Papa bisa menghabiskan dua setengah piring nasi. Mungkin ini alasan ketika cuti Papa lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Menemaniku bermain apa saja. Perutnya sudah kenyang dan senang.”Ketiga, dihargai apa yang ia upayakan.”Aku mengangguk. Mama dan Papa tak pernah bertengkar urusan uang. Mama yang sering menyusun lembaran uang di dalam dompet Papa agar terlihat lebih rapi tanpa pernah mengambil sebelum gegas menyalip kendaraan raksasa di depan kami begitu ada celah yang memadai. Aku menunggu ia melanjutkan cerita. Tetapi hingga lewat batas kota suaranya belum juga kembali terbuka.”Lalu yang keempat apa, Pa?” ulikku tak sabar.”Keempat....” Kalimatnya menggantung sesaat. ”Keempat, diperlakukan dengan hormat.”Aku meneguk ludah dengan kentara sebelum kemudian bersuara. ”Dan Papa tidak mendapatkan itu dari Mama sehingga mencari dari perempuan lain?”Papa meluruskan pandang. Bahunya berubah tegang. Ia menggenggam setir lebih erat.”Mamamu tidak salah,” sahut Papa dengan tatapan nanar. ”Papa yang terlalu pecundang untuk mengakui bahwa ia memang lebih hebat. Padahal tidak sekalipun Mama pernah mengerdilkan Papa. Semuanya sebatas asumsi untuk membenarkan diri mencari perempuan yang bergantung pada Papa itu tidak salah.””Papa pernah bilang ke Mama?”Papa menggeleng. ”Ego Papa sudah luka sewaktu Mama mendapat promosi. Sebenarnya Papa yang tidak siap kalau pendidikan dan karier istri lebih tinggi.”Aku menutup mata. Mencerna kata demi kata yang baru terungkap setelah sembilan tahun perpisahan Papa dan Mama.”Sejatinya, sebelum laki-laki menuntut empat hal tadi pada istri, ia mesti lebih dulu paham bahwa sepasang bukan berarti senantiasa bersesuaian. Karena itu perlu kesediaan untuk saling bergerak ke titik tengah agar bisa menenteramkan.”Papa menutup percakapan. Mobil masuk ke halaman Rumah Masa Senang. Mama telah menunggu dengan pel dan sapu. Kali pertama aku menyaksikan keduanya kembali berhadapan selain momen wisuda dulu.***Malam telah menuju dini hari ketika aku terbangun dari tidur oleh rasa dahaga. Melelahkan juga membersihkan rumah seukuran sepuluh kali empat belas meter persegi ini. Petang setelah lantai bebas debu kami memutuskan menginap saja. Ada tiga kamar di sini. Aku dan Mama di kamar utama. Papa di kamar nomor sisi kanan ranjang. Tak ada Mama. Mungkin Mama di dapur, terletak bersebelahan dengan kamar mandi dan WC. Dekat ruang makan yang menghadap teras samping. Dulu Papa dan Mama sering menghabiskan waktu berdua di sana. Sekadar menyesap kopi dan sukun sedikit terkesiap. Lampu kamar Papa menyala. Pintunya sedikit terbuka. Samar kulihat tak ada orang di sana. Sudut hatiku menelisik. Tiba di dapur aku mendengar sayup-sayup suara Mama. Kubatalkan niat mengambil minum dari dispenser yang baru kami isi galonnya sore tadi.”Kalau menuruti hati, saya juga tidak lebih pantas menghadiri pernikahan Kaldera nanti. Karena saya juga mencederai pernikahan ini dengan menghadirkan laki-laki lain.””Kamu begitu kan karena saya juga tidak bisa memenuhi apa yang dipinta perempuan dalam pernikahan. Padahal hanya dua. Sandar dan dengar. Saya tidak pernah ada ketika bahumu kelelahan menahan beban kantor. Saya terlalu kaku, sehingga menganggap remeh pertanyaan kamu sudah makan atau belum, sedang apa, bagaimana sampai-sampai kamu harus mencari perhatian itu dari laki-laki lain.””Apa pun alasannya, pengkhianatan dalam pernikahan tidak bisa dibenarkan, Kak. Termasuk yang saya lakukan pada Kak Harun,” lirih Mama dengan suara parau. ”Cukup sekali kita mengkhianati janji, jangan diulang dengan mengingkari untuk tetap menjadi orangtua yang utuh bagi Kaldera. Terutama pada hari pernikahannya.””Apa yang mesti saya sampaikan sebagai nasihat pernikahan kalau berhadir di meja akad?” Papa terdengar putus asa.”Doa. Itu lebih dari cukup agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan kita.”Hening sesaat. Derik hewan malam mengisi lintasan percakapan mereka. Aku menunggu agak lama. Papa yang kemudian bersuara mendahului Mama.”Terima kasih sudah meyakinkan saya.””Terima kasih sudah memaafkan semuanya.”Miranda Seftiana, lahir di Hulu Sungai Selatan. Merampungkan pendidikan di Psikologi Fakultas Kedokteran Unlam. Novel Jendela Seribu Sungai 2018 yang digarap bersama produser Avesina Soebli akan segera diadaptasi ke film. Karya lainnya berjudul Lalu Tenggelam di Ujung Matamu 2019 mendapat apresiasi hangat dari berbagai pihak. Cerpen Miranda turut terhimpun dalam buku kumpulan cerpen pilihan Kompas 2015, 2017, dan Agung Gede Darmayuda, lahir di Silakarang, 20 Juni 1977. Lulusan STSI Denpasar. Beberapa kali pameran bersama, antara lain di Bentara Budaya Bali, Bentara Budaya Yogyakarta, Bentara Budaya Jakarta, dan Tony Raka Gallery. Pameran tunggal Sign di Arma, Ubud. Beberapa kali mendapat penghargaan di bidang seni. Sumber Gambar Sebenarnya kapan musim kemarau tiba? Kenapa masih saja hujan? Inikah efek dari perubahan cuaca climate change? Mungkin sebagian kita bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan di atas. Menurut siklus musim di Indonesia, bulan Mei adalah awal musim kemarau dry season, yang berlangsung hingga Oktober. Tapi nampaknya hingga kini Juli, bahkan hari ini dan besok adalah hari terakhir libur sekolah, kehadirannya belum juga dirasakan sepenuhnya. Di sore hari atau bahkan di pagi hari sesekali masih saja turun hujan. Dan kalau menurut teori sih, sebenarnya musim kemarau itu lebih ke soal arah angin, yang bertiup dari arah selatan ke utara, dari Wilayah Australia melewati wilayah Commonwealth of indonesia dan kemudian berbelok ke arah Asia Tenggara lain. Jadi, bukan soal hujan atau tidak hujan. Tapi kita kadang aneh juga ya. Saat musim hujan wet season tiba, kita berharap kapan musim kemarau dry season tiba? Sebaliknya, saat sudah musim kemarau tiba, kita bertanya kapan turun hujan? Padahal, kedua-duanya sama-sama fenomena alam yang wajar. Kedua-duanya adalah berkat dan karunia Yang Mahakuasa yang sudah sewajarnya kita nikmati dan syukuri sebagai makhluk hidup yang tinggal di daerah tropis. Well, sebenarnya saat ini, di hari libur terakhir ini karena tanggal x Juli 2017 nanti sekolah kembali dibuka, saya tidak sedang membahas teori musim atau beberapa pertanyaan terkait hal tersebut. Bukan mengapa masih hujan atau kapan kemarau benar-benar tiba yang ingin saya bagikan, tapi saya ingin sedikit berbagi cerita tentang hal-hal yang biasa saya lakukan di musim kemarau. Mungkin agak mirip atau bersifat general tapi subjektif juga. Saya percaya saat ini adalah musim kemarau, setidaknya kemarau basah, dan puncaknya pada September atau Oktober mendatang. Saya juga percaya bahwa saat musim kemarau atau musim kering tiba, tiap orang di berbagai daerah mempunyai tradisi rutin yang biasa dilakukan, antar tiap orang bisa saja berbeda. Dan iv empat hal berikut ini yang biasanya saya lakukan di musim kemarau. 1. Mengambil air dari sumber air yang jauh dari rumah Saat ini saya masih tinggal di desa Kinipan. Sebuah desa yang punya cerita historis yang unik. Meskipun ini ibukota kecamatan, tapi Kinipan masih berstatus desa belum kelurahan apalagi kota. Namanya juga desa, maklum saja disana sini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Walaupun saat ini sudah ada perpipaan air bersih, dan sebagian warga sangat menikmatinya saat musim penghujan tinggal buka kran di rumah, tapi saat kemarau tiba tentu airnya sulit mengalir, karena sumber air di perbukitan sana juga menyurut sehingga debit airnya turun. Jadi, jangan berharap banyak bisa dapat air langsung ke rumah. Pada saat-saat seperti ini, sudah bisa ditebak, saya pun harus mencari sumber air di lain tempat, yang biasanya relatif jauh dari rumah. Sumur yang dekat ada sih, tapi kadang juga ikut kering atau airnya keruh. Saya juga kadang pergi ke titik-titik terminate kran perpipaan air bersih yang masih mengalirkan airnya, dan itu agak jauh juga dari rumah. Tapi yang paling pasti, air yang masih dan selalu tersedia meskipun kemarau panjang adalah air di sungai Sei Batangkawa dan Sei Urawan. Karena itu, saya harus pergi ke sungai dengan membawa beberapa galon/jerigen untuk mengambil air, dan letak sungainya lumayan jauh dari rumah yang saya tempati saat ini. Untunglah ada sepeda motor yang selalu menjadi teman saya saat berburu air. 2. Mandi di sungai Begitu juga hal mandi. Meskipun saya sudah mengambil air dari sungai atau sumber air lainnya yang tersedia untuk diisi ke tong penampung di rumah, tetapi saya dan keluarga harus pergi ke sungai untuk mandi. Karena kalau mandi di sungai tentu lebih puas ketimbang di rumah, airnya lebih melimpah dan tidak takut habis. Karena itu, saat musim kemarau, saya dan keluarga biasanya pergi ke sungai untuk mandi. Dan puteri saya, Ruth Amora, paling suka kalau urusan mandi ke sungai. Ini bisa dijadikannya kesempatan untuk latihan berenang, dan pelampungnya pun bisa digunakan tidak nganggur lagi. Sebenarnya, mandi di sungai itu mengasyikkan. Lebih tepatnya tergantung kebiasaan. Waktu saya masih anak-anak dulu, mandi di sungai adalah salah satu dari sekian kegemaran yang hampir setiap hari saya lakukan. Tapi semenjak saya dewasa, terlebih berumah tangga, saya kadang mulai sedikit risih atau merasa kurang bebas karena harus terpapar dengan orang banyak lainnya yang juga sedang mandi. Jujur saja, saat ini saya sudah kurang terbiasa lagi dengan mandi massal. Mungkin inilah efek karena sering mandi di kamar mandi tanpa busana kali ya, haha… Jadi, orang tak perlu khawatir atau merasa tidak enak hati bila tidak membawa saya untuk mandi di kolam renang atau tempat pemandian umum common bathing place, tidak apa-apa, saya tidak akan iri. Namun demikian, karena alasan kemarau tadi, dan ini juga di desa, mau tidak mau, suka tidak suka, lagian istri juga protes kalau saya mandi di rumah padahal saya lho yang angkut air, mandi di sungai saat musim kemarau merupakan hal yang harus saya terima dan lalui dengan tabah. three. Piknik ke pantai Biasanya musim kemarau itu bertepatan dengan saat liburan sekolah, yakni pada bulan Juni dan Juli. Pada saat liburan inilah, saya dan keluarga biasanya pergi ke pantai untuk berpiknik. Bukan untuk mandi atau berbasah-basah, tapi untuk bersantai menikmati indahnya pantai dan laut sembari ditemani es kelapa yang segar dan sajian kuliner yang disediakan oleh penjual-penjual di sekitar pantai. Di kabupaten Lamandau, terkait pantai, hanya tersedia pantai sungai. Karena itu, kita harus pergi ke kabupaten tetangga Kobar untuk bisa menikmati pantai laut. Dan biasanya pantai Kubu dan pantai Bogam yang ada di kabupaten Kobar Kotawaringin Barat menjadi pilihan kami. Sayangnya, pada liburan kali ini, karena sesuatu dan lain hal, akhirnya saya gagal pergi kesana. Semoga di lain kesempatan bisa ke pantai ini lagi. 4. Pergi Memancing Saya bukan pemancing mania. Hanya sesekali saja. Apalagi kalau spot pemancingannya tidak bagus, saya paling malas. Malas menunggu lama. Karena bagi saya, menunggu terlalu lama allonym waiting so long, is a irksome matter,bisa bikin sinting. Ups..merely kidding, ha ha… skip. Tapi untuk yang keempat ini, biasanya saya lakukan pada saat liburan di musim kemarau di kampung kelahiran saya desa BH alias Batu Hambawang. Maklum, di desa BH lumayan tersedia spot pemancingan yang bagus. Jadi, gak pakai lama menunggunya, langsung strike. Seperti yang saya lakukan bersama ibu dan adik saya beberapa hari lalu saat liburan ini. Lumayan banyak ikan yang kami peroleh. Sayapun tentu merasa senang dan puas kalau memancing seperti ini. ***’ Itulah beberapa hal yang kerap saya lakukan dan alami saat musim kemarau. Pengalaman-pengalaman tersebut tentu membuat perasaan saya bercampur baur. Kadang kesal karena harus angkat-angkat air dari tempat yang jauh setiap hari. Kadang juga senang karena bisa piknik ke pantai bersama orang-orang terkasih atau menikmati hasil pancingan yang memuaskan. Tapi yang pasti, saya rasa setiap orang punya caranya sendiri untuk menikmati kesenangan atau apapun yang positif di setiap musim, entah itu di musim kemarau maupun musim penghujan, dan itulah cerita saya. Bagaimana dengan cerita Anda, apa yang biasa Anda lakukan di saat musim kemarau? Saya penasaran membacanya. Mungkin bisa dibagikan di kotak komentar. Salam Cerdas, Desfortin 3 Tanda Musim Kemarau Telah Tiba – Akhir-akhir ini group-group facebook komunitas petani, banyak sekali anggota yang melaporkan bahwa di daerahnya masih turun hujan. Bulan mei masih hujan, artinya apa? Belum kemarau…! Tak seperti dulu, akhir-akhir ini perubahan musim sulit diprediksi. Bahkan dari BMKG pun sepertinya kesulitan untuk membuat prediksi yang tepat soal awal musim kemarau. Ya tentu saja cuman Tuhan yang tau pasti…! Seperti yang kita tahu, di lapangan banyak petani yang bingung untuk mulai menentukan jadwal tanam. Umumnya petani di lahan beririgasi teknis atau petani horti di dataran tinggi mulai tanam di penghujung musim hujan untuk ketersediaan air di fase pertumbuhan. Jadi, masalahnya adalah bagaimana mendeteksi sudah masuk musim kemarau apa belum dengan cara yang mudah..? Baca juga Masuk Musim Kemarau, Waspada Ledakan Virus…! Sekedar untuk menambah pengetahuan, setidaknya ada 3 tanda musim kemarau telah tiba versi 1. Pohon Randu Kapuk Berbunga Salah satu tanda musim kemarau, pohon randu berbunga. Image source Mendeteksi masuk musim kemarau dengan pohon randu kapuk caranya cukup mudah, yakni cukup melihat tanaman randu apakah sudah berbunga atau belum. Pohon randu berbunga bisa kita jumpai di awal masuk musim kemarau. Nantinya buah randu akan pecah saat menjelang musim hujan, nampak beterbangan kesana kemari terbawa angin. 2. Munculnya Suara Garengpung Suara keras Garengpung tanda masuk kemarau. Garengpung atau Cicadas, ada yang pernah tau hewan ini? Garengpung ini mirip lalat tapi ukurannya jauh lebih besar panjang 4-5 cm. Dia mudah ditemukan di pepohonan besar dan tinggi seperti di pepohonan bambu. Mengapa Garengpung bisa dijadikan penanda awal musim kemarau? Ini ada kaitannya dengan kemunculan Garengpung yang hanya muncul pada bulan April sampai Mei, di mana pada saat itu musin hujan sudah berakhir. Pada bulan-bulan tersebut, Garengpung bersuara keras dari waktu pagi hari hingga siang hari. Suara keras Garengpung muncul akibat gesekan kedua sayapnya. 3. Cuaca Dingin Saat Malam Hari Cuaca panas terik di siang hari tanda masuk kemarau. Image source Selain melalui tanda dari hewan dan tumbuhan, juga dilihat dari suhu harian. Pada musim kemarau, cuaca pada malam hari berubah jadi sangat dingin. Dinginnya suhu malam hari seringkali disertai hembusan angin yang berhawa dingin pula. Bagaimana dengan suhu siang hari? Tentu saja sangat panas dan terik. Tubuh akan mudah berkeringat. Serangan dehidrasi tubuh kekurangan cairan meningkat, cegah dengan konsumsi air putih yang cukup agar tubuh tetap segar dan sehat beraktivitas. Penutup….. Nah, sobat BT itulah 3 tanda bahwa musim kemarau telah tiba versi Jika salahsatu tanda-tanda alam tersebut sudah anda temui, pertanda anda akan memasuki musim kemarau. Summer is coming…! Kebetulan saat saya menulis artikel ini, tanda nomor 2 sudah saya rasakan dan nomor 3 sudah saya temui. Tanda nomor 2, kemunculan Garengpung saya temui di pepohonan bambu sekitaran jam 9 pagi. Anda punya pengalaman lain sobat BT? Bisa anda tuliskan di kolom komentar, bagaimana pengalaman anda mendeteksi awal musim kemarau. Jadi, sampai disini dulu ya bahasan singkat 3 tanda bahwa musim kemarau telah tiba. Semoga artikel singkat ini bermanfaat ya, jangan lupa bagikan ke saudara, sahabat atau teman anda yang lain. Sekian terimakasih^^ Related postsEl Nino Sudah Datang, Begini Tips Petani Hadapi El NinoInilah Perbedaan Agribisnis, Agroindustri dan AgroteknologiBisnis Sayuran Organik, Apakah Masih Menjanjikan ?7 Cara Mendapatkan Modal Usahatani atau Bisnis PertanianMau Ikut Kemitraan Agribisnis ? Pahami Dulu Kontrak Bisnis Pertaniannya !Pemasaran Agribisnis Begini Cara dan Strateginya ! Jawabanpengalaman saya saat musim kemarau adalah saat saya membeli Icecream, saat itu saya masih berusia 4 tahun. Karena suhu udara sangan panas, aku membeli Icecream. Saat perjalan pulang, aku tersungkur dan Icecream tersebut mengenai wajahku dan wajahku penuh dengannya. Pertanyaan baru di Bahasa lain halo, mau kan aku punya temen ya, aku ngerasa kayak dia ga lebih baik dr aku, badannya kaku, gabisa nyanyi, pokoknya aku ngerasa klo aku itu … lebih baik drpada ya dia itu selalu dapet lebih dari aku, mulai dari perhatian guru ke dia, perhatian orang tuanya ke dia, bahkan ada cowo yg ngedeketin dia, padahal dia ngga lebih baik dr aku, gmn yaa..aku benci diri aku sendiri gara² mikir kaya gini sih... cmn sumpah KALO DIA BISA KENAPA GW ENGGA GTU LOH saran plss​ Apa manfaat dari pencegahan intoleransi di lingkungan kerja tuliskan jenis-jenis gerhana bulan dan gerhana matahari​ Dongeng sasakala anu aslna ti kabupaten garut nyaeta nice bahasa indonesianya? Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. 3. Pergunakan Suncrem, Sunblock atau tabir surya,dan pilih pelembab atau moisturizing yang mengandung UV Protection, dan juga body lotion dan day creem yang mengandung SPF agak mengandung SPF. 15+ . 20+, atau kita lama di luar ruangan dan banyak terpapar sinar matahari bisa pergunakan yang 30+. atau Pergunakan baju yang berbahan kain yang bisa menyerap keringat dan lembut, agar kita tidak merasa gerah dan nyaman. Karena kita tidak selalu bisa di ruang yang berpendingin. Usahan untuk sering berganti baju bila sudah basah agar tidak menimbulkan bau dan masuk angin sendiri. 5. Jangan pergunakan parfum atau pewangi badan yang berbau tajam, karena kalau tercampur keringat akan menimbulkan bau yang justru menyengat, dan bikin mabok orang yang sekitar anda. Lebih baik gunakan Antiperspirant Deodorant dari pada memakai parfum, untuk mengendalikan keringat kamu. 6. Sering-seringlah mandi, dan bila kamu muslim seringlah berwudhu agar badan menjadi bersih dan segar selalu. Karena keringat dan debu yang menempel akan membuat kulit anda cepat kusam dan bau. Tapi jangan setiap kali membasuh wajah kamu gunakan Foaming Cleanser nanti wajahmu bisa kering, pergunanak Cleanser Foam cukup pagi dan malam hari saja bila hendak Hemat air. Walau kita butuh banyak air tapi pergunakan dengan semestinya saja, jangan dibuang-buang. Ingat saudara-saudara kita banyak yang mengalami kekeringan dan kekurangan air di luar sana. Misalnya kita tampung sisa air wudhu atau air cucian untuk menyiram halaman, atau menyiram tanaman yang ada di sekitar kita. Karena bukan hanya manusia saja yang butuh air, tanaman dan hewan juga memerlukan air untuk kebutuhan Pertahankan pohon-pohon lindung di sekitarmu. Jangan suka menebang pohon yang sudah tumbuh di sekitar lokasi tempat tinggalmu, hanya alasan malas membersihkan dedaunan yang gugur di pohon-pohon itu agar tak terlalu tinggi dan membahayakan.. Atau mulailah memanam pohon di sekitar tempat tinggalmu. Karena pohon membuat udara tetap sejuk dan melindungi rumahmu dari terpaan angin dan debu. Dan kita juga bisa memanfaatkan buah atau bunga dari pohon yang kita tanam. 9. Pergunakan sinar matahari untuk menerangi rumahmu jadi tidak perlu menyalakan lampu di siang hari, hemat listrik. Bahkan kalau bisa ubah sinar matahari menjadi energy listrik yang bisa disimpan dan dipergunakan malam Hindari hal-hal yang dapat memicu adanya kebakaran, baik itu kebakaran rumah maupun kebakaran lahan. Pergunakan api dengan hati-hati dan dalam pengawasan agar tidak menimbulkan bencana yang bisa merugikan diri kita sendiri dan orang hal-hal yang perlu kita lakukan saat menyambut kemarau yang menyengat dan kering seperti ini. Semoga bermanfaat dan kita selalu merasa bersyukur atas segala yang Tuhan berikan kepada kita, termasuk alam ini agar kita bisa merawat dan menjaga alam lingkungan kita dengan baik. Agar kita merasa aman dan nyaman kehidupan di dunia ini. 1 2 3 Lihat Lyfe Selengkapnya

ceritakan pengalamanmu saat musim kemarau tiba